Inilah
makna tersembunyi dibalik cerita JOKO TARUB . Dalam legenda disebutkan sosok
lelaki muda ini tergolong suka usil. Betapa tidak, dia telah mencuri
selendang dari salah satu bidadari yang
sedang mandi. Ke-tujuh bidadari tersebut tak menyadari telah diintip oleh mata
lelaki tanggung. Semua bidadari kembali terbang ke kahyangan. Dasar nasib “
buruk” bidadari yang tercantik, lantaran tidak bisa terbang karena selendangnya telah
dicuri pemuda usil ini.
Boleh
jadi ini adalah sekedar cerita rakyat yang melegenda. Akan tetapi secara agama
manapun bidadari adalah makluk ciptaan Allah yang suci. Yang mustahil
akan turun kebumi, sebagaimana Firman Allah:
“Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya, untuk golongan kanan.” (al-Waqi’ah: 35-38)
“Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya, untuk golongan kanan.” (al-Waqi’ah: 35-38)
Sudah
jelas, dalam ayat-ayat Allah diatas menjelaskan keadaan bidadari yang terjaga
kesuciannya, tidak ada satu makluk pun bisa menyentuhnya baik manusia dan jin.
Keberadaan bidadari-bidadari tak lain sebagai pendamping hamba Allah yang
sholeh di surga kelak. Dan bukan secara kebetulan mendapatkan bidadari
tersebut. Apalagi dengan jalan yang kurang baik (usil).
Allahu
Akbar….lagi-lagi ini bukti kekuasaan Allah. Bahwasanya, penampakan sosok bidadari digantikan KUKILO yang dalam bahasa jawa artinya burung. Bahwasanya burung melambangkan hobi sebagian
pria. Bahkan kurang lengkap seorang pria tidak memelihara hewan cantik yang bisa terbang ini.
Jadi
kisah Joko Tarub dan 7 bidadari (makluk cantik) jadi salah kaprah. Kebenaran
hakiki membuktikan bahwa yang di tangkap JOKO TARUB adalah seekor burung
gelatik yang sedang bertengger diatas kali . Keenam burung tersebut terbang
setelah melihat kedatangan JOKO TARUB.
Makanya,
sesampai di rumah si burung cantik ini jadi milik JOKO TARUB yang otomatis
sebagai tuannya. Dalam cerita ini dikisahkan si burung hanya memerlukan sebutir
padi untuk makan. Betul.. masuk akal sekali, dia cuma seekor burung ... dan ini cuma cerita rakyat
sebagai gambaran teladan kehidupan…Wallahu alam (lk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar