Minggu, 03 Januari 2016

Bertapa Ala Islami







Bertapa atau bersemadi sebagian umat muslim ada yang melakukannya. Sepetihalnya,  perbuatan yang pernah dilakukan Rasulullah SAW. Beliau pernah bertapa di gua Hiro'.

Ritual bertapa juga pernah dilakukan LOKAJAYA ( Sunan Kalijaga ) saat berguru pada Sunan Bonang. Beliau  bertapa di pinggir kali dengan menunggui tongkat gurunya sampai berlumut. 

Sejatinya apa dilakukan Rasulullah SAW. di goa Hiro’ itu secara bahasa bisa dikatakan sebagai bertapa atau I’tikaf. Karena beliau berdiam diri di suatu tempat dan menjauhi serta memutuskan hubungan dengan hal yang sifatnya duniawi. 

Tapi ada yang beliau lakukan tidak sama dengan pemahaman bertapa yang dilakukan sebagian umat muslim dewasa ini. Berdiam diri di suatu tempat, baca mantra tertentu dan minta kekuatan dan kesaktian kepada penghuni tempat tersebut.

Nabi Muhammad SAW pergi ke goa Hiro’untuk menyendiri, menjauhi hiruk-pikuk kejahiliyahan, lalu melakukan ibadah di sana dengan cara ibadah yang telah disyari’atkan kepada Nabi lbrahim. Dan itu pun beliau mulai sejak mendapatkan wahyu melalui mimpi-mimpi yang benar. Beliau tidaklah bermimpi pada malam hari, kecuali pagi harinya terbukti apa yang beliau mimpikan tersebut.

Keterangan seperti itu telah disampaikan Aisyah melalui beberapa hadits yang telah dibukukan para ulama’ hadits. Di antaranya, Aisyah berkata, “Pertama kali Rasulullah SAW. menerima wahyu adalah melalui mimpi-mimpi yang benar dalam tidurnya. Tidaklah beliau bermimpi kecuali paginya terbukti kebenarannya.

Setelah itu beliau suka menyendiri. Saat di goa Hiro’ beliau  beribadah di dalamnya selama beberapa hari. Lalu kembali ke keluarganya (rumah Khadijah), kemudian pergi ke goa Hiro’ lagi seraya membawa bekal secukupnya. Hal itu terus beliau lakukan sampai beliau didatangi Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepadanya …”. (HR. Bukhari, no. 2 dan 3).

lmam al-Baihaqi meriwayatkan bahwa beliau mengalami mimpi-mimpi kenabian itu selama 6 bulan lamanya, tepatnya dimulai pada bulan Rabi’ul awwal setelah umur beliau genap 40 tahun. Setelah itu, pada bulan Ramadhan dalam tahun tersebut, beliau baru mulai didatangi malaikat Jibril (di goa Hiro’) untuk menerima wahyu yang pertama dari Allah. (Kitab Fathul Bari: 1/27 dan Kitab ar-Rahiqul Makhtum: 66).

Dan semenjak beliau diangkat menjadi rasul, tidak ada satu riwayatpun yang menjelaskan bahwa beliau masih melakukan khalwat atau menyendiri dan mengasingkan diri dari komunitas para sahabatnya.

 Seakan-akan beliau telah memberitahukan kepada kita bahwa khalwat itu telah diganti dengan I’tikaf, sebagaimana yang beliau lakukan setiap sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan, atau pada hari dan momentum lainnya. Dan pertapaan telah diganti dengan I’tikaf.


Tafakur

  Salah satu tanda kebesaran ALLAH, di sebuah batu akik nampak seperti orang bertafakur...
  Subhanallah....

Selain it'ikaf kaum muslimin juga mempunyai budaya tafakur untuk mempertebal keimanan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Rasulullah saw memberikan tata cara agar kita tidak salah dalam bertafakur. Baginda nabi memerintahkan kita untuk bertafakur mengenai makhluk ciptaan Allah swt. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak akan menjangkaunya, ditakutkan akan tersesat. Terlebih menjalaninya tanpa petunjuk seorang guru. ( lk/ berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar