Inilah keajaiban angka 7. Dalam bahasa jawa itu pitu (artinya pitulungan= pertolongan). Bahkan ada Pesan tauhid
secara matematis lebih menakjubkan lagi. Yaitu angka 7 atau kelipatannya, yang
terdapat dalam struktur bangunan ayat atau kata dalam Alquran. Matematika angka
7 ini berfungsi sebagai sandi pesan tauhid, yang memperkuat makna pesan tauhid
deskriptif yang dikandungnya. Pokok-pokok pesan tauhid deskriptif dalam Alquran kemudian
dikapsulasi ke dalam Al-Fatihah, lalu dikondensasi ke dalam Basmalah.
Dan makna
Basmalah adalah bertauhid dengan pemahaman, yang sekaligus bertauhid dengan
amalan: berzikir.Seperti dicontohkan dalam QS Al-Baqarah ayat 117 berikut ini. Bahwa
“Allah Pencipta langit dan bumi, bila Dia berkehendak (untuk menciptakan)
sesuatu, maka cukup dengan hanya mengatakan: "Jadilah! lalu jadilah
sesuatu itu”.
Kalimat perintah penciptaan dalam ayat ini adalah ‘Kun fayakun’,
yang struktur kalimat arabnya terdiri dari 7 huruf (kaf, nun, fa, ya, kaf, wawu
dan nun). Maka angka 7 ini adalah pesan tauhid secara matematis, yang memperkuat makna
pesan tauhid secara deskriptif yang terkandung dalam kalimatnya. Yaitu bahwa
semua makhluk di jagat raya ini adalah ciptaan Yang Maha Esa, Allah SWT.
Begitulah, maka angka 7 sebagai sandi pesan tauhid dijumpai
dalam seluruh sistem kehidupan: Al-Quran, manusia dan alam. Allah SWT telah menciptakan alam untuk mendukung kekhalifahan manusia dengan
konsistensi struktur angka 7 .
Apakah kemunculan angka 7 ini kebetulan? Pasti tidak. Karena suatu yang
kebetulan pasti tidak akan terjadi berulang-ulang. Apa lagi dengan pengulangan
yang sangat sering dan terjadi dalam 3 konteks kehidupan yang berbeda: Alquran,
manusia dan alam.
Maka angka 7 ini adalah desain Allah. Dia telah
menciptakannya sebagai sandi pesan tentang kemahaesaan dan kemahakuasaan-Nya,
bagi orang-orang yang mau berpikir. Subhanallah.Maka, hikmah dari pemahaman kita tentang fakta kebenaran tauhid melalui pesan
matematis ini setidaknya terdiri dari tiga hal.
Pertama, fakta kebenaran tauhid ini mematahkan pendapat yang menyatakan
bahwa Al-Quran adalah tulisan Muhammad SAW.
Kedua, fakta kebenaran tauhid ini menolak teori Darwin yang menyatakan bahwa
semua spesis hidup yang ada di bumi, termasuk manusia, berasal dari pendahulu
yang sama (common ancestors), yang kehadirannya di dunia terjadi dengan
sendirinya, melalui proses seleksi alam (natural selection).
Ketiga, dan ini yang terpenting, dengan merenungkan makna fakta kebenaran
tauhid ini, seharusnyalah dapat meningkatkan kualitas keimanan, keislaman dan
ketaqwaan kita. Sehingga ibadah ritual dan ibadah sosial yang kita laksanakan,
akan berjalan dengan lebih benar, lebih baik dan lebih indah... Semoga. Allah a’lamu bishshawab. (lk/
rep)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar