Selasa, 16 Februari 2016

FILOSOFI LOKAJAYA


Lokajaya adalah nama lain dari Sunan Kalijaga, saat beliau belum mendapatkan pencerahan dari sang guru (Sunan Bonang). Lokajaya yang bernama asli Raden Said ini sejatinya adalah putra seorang adipati Tuban (Tumenggung Wilwatikta). Melihat kesenjangan sosial di sekitarnya, hatinya berontak dan pada akhirnya dia memutuskan jadi seorang Brandal ( perampok di jawa. red). Dengan sebutan brandal Lokajaya, dia memulai aksinya selalu mengenakan cadar (tutup muka). Lokajaya merampok hasil bumi milik kerajaan Majapahit untuk di berikan rakyat jelata.



Mungkin diantara kita bertanya-tanya, kok bisa mantan seorang Brandal menjadi seorang wali yang paling disegani ditanah jawa. Jawabnya sangat bisa, ini adalah skenario ALLAH  SWT. Justru sebagai perumpamaan bahwasanya manusia dasarnya  bersih ( saat dilahirkan) , bila dalam perjalanan hidupnya berbuat khilaf atau dosa. Yang terbaik adalah memohon ampun padaNya, sebagaimana firman Allah :

“Katakanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)

Disamping itu, apa yang dikerjakan sang brandal Lokajaya , merampok bukanlah untuk memperkaya diri sendiri. Jelas-jelas untuk rakyat Tuban kala itu yang sedang dirundung paceklik dan kelaparan dimana-mana. Betul sekali, kalau merampok itu salah. Namun pengampunan Allah selalu terbuka lebar pada semua umatnya.

Berbeda dengan hal kekinian, banyak perampok-perampok negara (koruptor) yang mencuri habis aset negara demi untuk berfoya-foya. Kebanyakan dari mereka bergelimang harta demi nafsu dirinya dan kroninya. Naudzubillah....Mereka mengagungkan nilai-nilai hedonisme dan kapitalisme belaka tanpa memperhatikan betapa susahnya masyarakat sekitar yang hanya mencari sesuap nasi.



Apa yang dilakukan Lokajaya bukan suatu pembenaran, lebih dari itu sebagai simbol pemberontakan terhadap penguasa yang dipandang kurang adil kala itu. Hingga rahmat dan hidayah ALLAH datang. Melalui Sunan Bonang, beliau di uji kesabarannya. Dengan menunggui tongkat Sunan Bonang disebuah kali (di kawasan gunung Surowiti, Gresik) hingga bertahun-tahun.Berkat kesabarannya pula, dia berhasil mendapatkan ilmu ma'rifat saat menjalani tapa di kali tersebut (bertemu nabi Khidir AS).

Marilah kita ambil hikmah, dari kisah sang brandal Lokajaya. Dari kemauan dan ketekunannya untuk membersihkan diri hingga pada akhirnya mendapat gelar sebagai waliyullah yakni Sunan Kalijaga. (LK)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar