Kali ini penampakan akik berbentuk mata cincin jenis
kalsedon (batu Sulaiman) ini benar-benar mengkisahkan keberadaan Ratu Bilqis. Pada dua batu akik ( akik singgasana Ratu Bilqis dan akik Ratu Bilqis 1 )
sebelumnya, lebih menonjolkan bentuk artefak 3 dimensi.
Inilah “ayat-ayat Allah” yang ada di alam ini. Pada kenyataanya, Allah SWT telah berfirman dalam AL Qur'an pada Surat An Naml (20-44) tentang Kisah Ratu Bilqis dan Raja Sulaiman ini.
sebelumnya, lebih menonjolkan bentuk artefak 3 dimensi.
Inilah “ayat-ayat Allah” yang ada di alam ini. Pada kenyataanya, Allah SWT telah berfirman dalam AL Qur'an pada Surat An Naml (20-44) tentang Kisah Ratu Bilqis dan Raja Sulaiman ini.
Ratu Bilqis adalah sosok wanita yang memiliki pengaruh besar
dalam dunia politik pada zaman kenabian dalam sejarah Islam. Dialah wanita pertama yang memimpin sebuah
kerajaan. Wilayahnya terbentang dari
Yaman hingga Ethiopia saat ini.
Pada awalnya, pertemuan Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis memang sudah diskenario oleh Allah Ta’ala. Bermula dari burung hud-hud yang tidak sengaja melintasi wilayah kekuasaan Bilqis. Burung hud-hud ketika itu diperintahkan Nabi Sulaiman untuk mencari sumber mata air. Burung hud-hud diperintahkan Nabi Sulaiman karena memiliki deteksi yang tajam terhadap sumber mata air.
Bilqis merupakan sosok ratu yang cerdik, cantik, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Ada riwayat yang mengatakan, setelah kematian ayahnya, rakyat Saba dipimpin oleh seorang lelaki. Namun, kepemimpinannya mendatangkan kerusakan. Balqis pun turun tangan dan mengambil alih kepemimpinan.
Dalam riwayat lain disebutkan, Bilqis adalah putri Sayarahil bin Dzijadan bin Assirah bin al Haryts bin Qais bin Shaifi bin Saba bin Yasyjab bin Ya'rab bin Qahtan. Ayah Bilqis merupakan raja yang besar dan ia tidak ingin menikah dengan penduduk Yaman. Sehingga, ia menikah dengan perempuan dari bangsa jin yang bernama Raihanah biti as Sakan dan melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Talaqam atau yang disebut dengan Bilqis.
Burung hud-hud diperintahkan menjatuhkan surat tersebut kepada Bilqis dan menunggu apa reaksi sang ratu atas surat tersebut. (QS an-Naml [27]: 28).
Isi surat Nabi Sulaiman tersebut berbunyi, “Dengan menyebut nama Allah yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS an-Naml [27]: 30-31).
Setelah menerima surat tersebut, Ratu Bilqis mengumpulkan para pembesarnya. (QS an-Naml [27]: 29). Ia meminta pertimbangan para pembesar kerajaan untuk menjawab surat dari Nabi Sulaiman. (QS an-Naml [27]: 32). Sang ratu memberi kesempatan kepada para pembesarnya untuk menyampaikan saran.
Mereka menyebut Saba adalah negeri besar dan memiliki kekuatan untuk berperang. Namun, semua keputusan akhir diserahkan kepada Bilqis (QS an-Naml [27]: 33).
Dari uraian diatas, meski Bilqis memegang kekuasaan yang besar, ia tetap demokratis. Ia memberikan kesempatan para pembantunya untuk memberikan saran. Mendapat masukan tentang kemampuan negeri Saba untuk berperang, sang ratu memilih jalan damai. Ia tidak ingin mengorbankan rakyatnya.
Ia paham benar konsekuensi jika melakukan konfrontasi dengan Nabi Sulaiman. “Dia berkata, ‘Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikianlah yang akan mereka perbuat.” (QS an-Naml [27]: 34).
Pada awalnya, pertemuan Nabi Sulaiman dan Ratu Bilqis memang sudah diskenario oleh Allah Ta’ala. Bermula dari burung hud-hud yang tidak sengaja melintasi wilayah kekuasaan Bilqis. Burung hud-hud ketika itu diperintahkan Nabi Sulaiman untuk mencari sumber mata air. Burung hud-hud diperintahkan Nabi Sulaiman karena memiliki deteksi yang tajam terhadap sumber mata air.
Bilqis merupakan sosok ratu yang cerdik, cantik, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Ada riwayat yang mengatakan, setelah kematian ayahnya, rakyat Saba dipimpin oleh seorang lelaki. Namun, kepemimpinannya mendatangkan kerusakan. Balqis pun turun tangan dan mengambil alih kepemimpinan.
Dalam riwayat lain disebutkan, Bilqis adalah putri Sayarahil bin Dzijadan bin Assirah bin al Haryts bin Qais bin Shaifi bin Saba bin Yasyjab bin Ya'rab bin Qahtan. Ayah Bilqis merupakan raja yang besar dan ia tidak ingin menikah dengan penduduk Yaman. Sehingga, ia menikah dengan perempuan dari bangsa jin yang bernama Raihanah biti as Sakan dan melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Talaqam atau yang disebut dengan Bilqis.
Burung hud-hud diperintahkan menjatuhkan surat tersebut kepada Bilqis dan menunggu apa reaksi sang ratu atas surat tersebut. (QS an-Naml [27]: 28).
Isi surat Nabi Sulaiman tersebut berbunyi, “Dengan menyebut nama Allah yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS an-Naml [27]: 30-31).
Setelah menerima surat tersebut, Ratu Bilqis mengumpulkan para pembesarnya. (QS an-Naml [27]: 29). Ia meminta pertimbangan para pembesar kerajaan untuk menjawab surat dari Nabi Sulaiman. (QS an-Naml [27]: 32). Sang ratu memberi kesempatan kepada para pembesarnya untuk menyampaikan saran.
Mereka menyebut Saba adalah negeri besar dan memiliki kekuatan untuk berperang. Namun, semua keputusan akhir diserahkan kepada Bilqis (QS an-Naml [27]: 33).
Dari uraian diatas, meski Bilqis memegang kekuasaan yang besar, ia tetap demokratis. Ia memberikan kesempatan para pembantunya untuk memberikan saran. Mendapat masukan tentang kemampuan negeri Saba untuk berperang, sang ratu memilih jalan damai. Ia tidak ingin mengorbankan rakyatnya.
Ia paham benar konsekuensi jika melakukan konfrontasi dengan Nabi Sulaiman. “Dia berkata, ‘Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikianlah yang akan mereka perbuat.” (QS an-Naml [27]: 34).
Sang ratu memilih menjawab surat Nabi Sulaiman dan mengirim
utusan dengan membawa beberapa hadiah sebagai simbol persahabatan. (QS an-Naml
[27]: 35). Sikap bijaksana Bilqis sangat menonjol. Ia tidak ingin rakyatnya
menjadi hina. Ia memilih menjalin hubungan yang baik dengan Nabi Sulaiman AS.
Saat Bilqis mengunjungi istana Nabi Sulaiman AS, ia terkagum-kagum. Lantainya terbuat dari kaca dan di bawahnya berisi air. Seolah-olah air menjadi lantai istana Nabi Sulaiman AS. Saat memasuki istana itu Bilqis bahkan sampai mengangkat bajunya karena khawatir basah. Mengetahui istana tersebut dari kaca, Bilqis menyadari betapa kecilnya kekuasaan yang ia miliki. Ia kemudian tersadar dan beriman kepada Allah. (lk/republika)
Saat Bilqis mengunjungi istana Nabi Sulaiman AS, ia terkagum-kagum. Lantainya terbuat dari kaca dan di bawahnya berisi air. Seolah-olah air menjadi lantai istana Nabi Sulaiman AS. Saat memasuki istana itu Bilqis bahkan sampai mengangkat bajunya karena khawatir basah. Mengetahui istana tersebut dari kaca, Bilqis menyadari betapa kecilnya kekuasaan yang ia miliki. Ia kemudian tersadar dan beriman kepada Allah. (lk/republika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar