Kehebohan kembali muncul tatkala…lagi-lagi di temukan :
AKIK WAJAH DAJJAL di Surabaya . Masih di seputaran misteri munculnya Dajjal
yang kabarnya telah ada bersamaan dengan datangnya imam Mahdi akhir tahun 2015
ini . Bukanlah suatu kebetulan, akan tetapi beberapa hadis telah banyak
menjelaskan munculnya Dajjal. Yang ciri-cirinya persis seperti digambarkan
rosulullah, diantaranya dengan surutnya danau Tiberias yang sekarang telah
terjadi. Dan langit dan di bumi adalah “ayat- ayat Allah” bagi umat yang
berpikir.
Seperti peringatan nabi Muhammad tentang Dajjal :
Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang Nabi melainkan telah memperingatkan kaummnya tentang fitnah makhluk yang buta sebelah matanya Dajjal, dan sesungguhnya aku telah memperingatkan kalian akan fitnahnya.
Saya adalah penutup para Nabi. Sedang kalian juga penutup ummat-ummat. Ia (Dajjal) pasti akan muncul di tengah-tengah kalian. Sesungguhnya kemunculannya adalah benar. Adapaun mengenai kemunculannya sudah dekat, maka (bisa dikatakan) segala sesuatu yang akan tiba adalah dekat. Ia muncul karena ada sesuatu yang membuat dia marah dan ia tidak akan muncul sehingga harta warisan tidak dibagikan dan orang tidak merasa gembira dengan harta rampasan perang.
Jika ia muncul sedang aku berada di tengah kalian, maka aku sebagai pembela bagi setiap muslim. Namun jika ia muncul sesudah aku meninggal, maka setiap muslim adalah pembela bagi dirinya sendiri, dan Allah adalah ‘khalifah’ (pengganti) ku atas setiap muslim (saat itu). Dan jika ia muncul sesudah aku meninggal, maka Allah akan mencukupkan orang-orang shalih (di antara kalian) sebagai pembela bagi kalian.
Bahkan dari jaman nabi Muhammad di tunjukkan wujud dan rupa Dajjal. Dalam sebuah hadis lain mengisahkan, seorang nasrani yang akhirnya memeluk islam setelah mengetahui kebenaran adanya Dajjal .
“ Pada suatu hari ia berlayar dengan beberapa orang dari
kabilah Lakhm dan Judham. Setelah berlayar sebulan lamanya, mereka mendarat di
sebuah pulau, dimana mereka berjumpa untuk pertama kali dengan seekor makhluk
yang aneh, yang menamakan dirinya Jassassh (makna aslinya mata-mata). Jassasah memberitahukan kepada mereka tentang seorang laki-laki yang
tinggal dalam Gereja. Kemudian mereka mengunjungi orang itu dalam Gereja, yang
nampak seperti raksasa, yang tangannya diikat pada lehernya, dan kakinya diikat
dengan rantai, dari lutut hingga mata-kaki. Mereka bercakap-cakap dengan orang
ini, yang tiba-tiba ia bertanya kepada mereka tentang Nabi SAW, dan ia mengakhiri
percakapannya dengan ucapan: ‘Aku adalah Masihid Dajjal, dan aku berharap
semoga aku segera dibebaskan, lalu aku dapat menjelajahi seluruh dunia, kecuali
Makkah dan Madinah“.
Bahwasanya, seluruh cerita ini bukanlah kejadian biasa, melainkan sebuah ru’yah. Adapun bukti bahwa kejadian itu terjadi dalam ru’yah ialah adanya kenyataan bahwa Dajjal bertanya kepada mereka sbb: “Ceritakanlah kepadaku tentang Nabi bangsa Ummi (bangsa Arab), apakah yang ia kerjakan”.
Bahwasanya, seluruh cerita ini bukanlah kejadian biasa, melainkan sebuah ru’yah. Adapun bukti bahwa kejadian itu terjadi dalam ru’yah ialah adanya kenyataan bahwa Dajjal bertanya kepada mereka sbb: “Ceritakanlah kepadaku tentang Nabi bangsa Ummi (bangsa Arab), apakah yang ia kerjakan”.
Bagaimana mungkin Dajjal tahu bahwa Nabi bangsa Arab
telah muncul? Apakah Dajjal telah menerima wahyu? Sudah barang tentu tidak. Dan
pula tak mungkin bahwa ini adalah perkara terkaan.
Kejadian-kejadian lain yang diceritakan dalam Hadits ini, semuanya menguatkan pendapat bahwa ini terjadi dalam ru’yah. Misalnya, siapakah yang mengikat tangan Dajjal pada lehernya? Siapakah yang mengikat kakinya dengan rantai? Bolehkah kami mengira bahwa Dajjal dilahirkan dalam keadaan demikian? Mengapa jassasah tidak melepas rantai Dajjal? Segala persoalan yang rumit ini hanya dapat dipecahkan apabila kami menganggap ceritera ini berasal dari ru’yah Tamim Dari.
Segala sesuatu yang diketahui oleh Nabi Suci yang berhubungan dengan masalah ini juga berlandaskan ru’yah. Allah tak pernah membawa beliau ke sebuah pulau, dan menyuruh beliau melihat Dajjal dengan mata-kepala sendiri. Sebaliknya, hanya melalui ru’yah sajalah, beliau melihat sifat-sifat Dajjal. Beliau menyajikan ru’yah Tamim Dari ini, sekadar untuk memperkuat apa yang diketahui oleh beliau dalam ru’yah sebagaimana beliau menceritakan juga impian para Sahabat lainnya. Masih ada satu lagi yang orang dapat ketahui dari Hadits ini, yakni, bahwa pada zaman Nabi, Dajjal sudah ada, dan di akhir jaman akan keluar. Wallahualam
Kejadian-kejadian lain yang diceritakan dalam Hadits ini, semuanya menguatkan pendapat bahwa ini terjadi dalam ru’yah. Misalnya, siapakah yang mengikat tangan Dajjal pada lehernya? Siapakah yang mengikat kakinya dengan rantai? Bolehkah kami mengira bahwa Dajjal dilahirkan dalam keadaan demikian? Mengapa jassasah tidak melepas rantai Dajjal? Segala persoalan yang rumit ini hanya dapat dipecahkan apabila kami menganggap ceritera ini berasal dari ru’yah Tamim Dari.
Segala sesuatu yang diketahui oleh Nabi Suci yang berhubungan dengan masalah ini juga berlandaskan ru’yah. Allah tak pernah membawa beliau ke sebuah pulau, dan menyuruh beliau melihat Dajjal dengan mata-kepala sendiri. Sebaliknya, hanya melalui ru’yah sajalah, beliau melihat sifat-sifat Dajjal. Beliau menyajikan ru’yah Tamim Dari ini, sekadar untuk memperkuat apa yang diketahui oleh beliau dalam ru’yah sebagaimana beliau menceritakan juga impian para Sahabat lainnya. Masih ada satu lagi yang orang dapat ketahui dari Hadits ini, yakni, bahwa pada zaman Nabi, Dajjal sudah ada, dan di akhir jaman akan keluar. Wallahualam
(LK/ BERBAGAI SUMBER)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar