Syech Abdul Qodir Jailani sangat dicintai dan
disanjung oleh kaum muslimin, sampai saat sekarang ini. Beliau adalah seorang
alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan salafush shalih, lahir di
Baghdad pada tahun 470H, tepatnya di kota Jailan, karenanya di akhir nama
beliau ditambahkan kata al Jailani.
Allah
telah memberikan keberkahan dan karomah kepadanya karena keimanan dan
ketakwaannya. Bahkan malaikat pun sungkan (segan. Red) terhadapnya. Seperti
Beliau tuturkan pada saat bertemu malaikat maut:
“Apa
yang dapat kuperbuat terhadap diriku? Aku ini hanya seorang hamba dan milik
Majikanku.”
Dia telah menyerahkan dirinya kepada Allah,
tidak memiliki pilihan lain selain terhadap-Nya dan tidak mengusik-Nya. Junaid
telah rela dengan apa pun yang ditakdirkan kepadanya. Hatinya telah menjadi
baik dan nafsunya telah tenang.
Dia telah mengamalkan firman Allah Azza wa Jalla, “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yangtelah menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (QS Al-‘Araf:196)
Dia telah mengamalkan firman Allah Azza wa Jalla, “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yangtelah menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (QS Al-‘Araf:196)
Pada suatu malam, aku mengingat kematian, dan aku menangis dari awal malam hingga waktu sahur tiba. Aku berdoa, “Ya Tuhanku, aku mohon kepadamu agar malaikat maut tidak mencabut nyawaku,
tapi Engkau sendiri yang mencabutnya.
” Kemudian, aku tertidur, lalu aku bermimpi melihat seorang
tua yang mengagumkan dan menawan. Dia kemudian masuk dari arah pintu, dan aku bertanya
kepadanya: “Siapakah engkau?”
Lalu, dia menjawab, “Aku malaikat maut.”
Aku katakan kepadanya, “Aku telah meminta kepada Allah agar Dia sendiri yang mencabut nyawaku,bukan engkau yang akan mencabutnya.”
Malaikat itu balik bertanya, “Lalu mengapa engkau meminta hal itu? Apa dosaku? Aku hanyalah hamba yang mengikuti perintah. Aku diperintahkan bersikap lemah lembut terhadap suatu kaum dan bersikap kasar kepada kaum yang lainnya.” Kemudian, dia memelukku dan menangis, maka aku pun menangis bersamanya.(lk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar