Lagi…Ada
penampakan wajah “nenek moyang Majapahit” pada akik jasper milik laskar
LOKAJAYA dialah , KEN AROK. Tokoh “ kontroversial” ini sering dikisahkan baik
dalam seni tari/gerak maupun karya tulis. Tak
da salahnya kita kembali menengok sejarah masa lalu. AKIK KEN AROK ini
benar-benar mengingatkan kita pada kerajaan Singasari serta sosok KEN DEDES yang
cantik jelita.
Begini
kisahnya,… berawal dari niat Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung, seorang
akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara tidak sengaja Ken
Arok yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis mulus Ken Dedes,
istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta. Bukan itu saja,
“barang rahasia” milik Ken Dedes pun terlihat oleh Ken Arok. Dari “barang
rahasia” sang dewi nampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut dan
seketika itu tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada
taranya di dunia ini, pikir Ken Arok.
Kemudian
Ken Arok menceritakan pengalamannya tersebut kepada Dhang Hyang Lohgawe,
seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita dengan tanda
seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari semua wanita.
Meskipun seorang pria papa dan hina dina, jika beristri wanita semacam ini maka
pria tersebut tentu akan bisa menjadi raja atau orang yang tinggi jabatannya.
Mendengar penjelasan sang brahmana seperti ini Ken Arok semakin bilat tekadnya
untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apapun risikonya, termasuk dengan cara
membunuh Tunggul Ametung.
Maka
berangkatlah Ken Arok menuju tempat tinggal Empu gandring, seorang empu pembuat
keris yang sangat termasyur. Dengan keris buatan empu gandring ini Ken Arok
bermaksud membunuh Tunggul Ametung. “Ki Empu, tolong bikinkanlah saya sebuah
keris yang ampuh. Saya harapkan bisa selesai dalam waktu lima bulan. Harap
diperhatikan, Ki, agar keris itu dapat selesai. ”Empu Gandring menjawab,”Kalau
kamu menghendaki yang baik, seharusnya dalam satu tahun. Kalau dalam lima bulan
belumlah cukup.” Ken Arok berkata lagi,”Pengukiran keris itu terserah saja
bagaimana bentuk serta coraknya. Saya tidak peduli masalah janji, pokoknya
dalam lima bulan harus selesai.”
Setelah
lima bulan, maka Ken Arok pun teringat akan janjinya, yakni akan pesana keris
tersebut kepada Empu Gandring. Empu gandring pada waktu itu sedang mengukir
keris. Ken Arok perlahan bicara,”Ki, sudah selesaikah keris pesanan saya itu?”
Empu gandring pun menjawab pula dengan halus,” duh kaki. Kerismu itu justru
yang sedang kukikir ini.” Ketika mendengar jawaban tersebut, Ken Arok menjadi
tak senang hati dan bersikap kurang sopan.
Ken
Arok keterlanjuran menurutkan api amarah. Keris disabetkan di lumpang tempat
kikiran besi. Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu
keris disabetkan kearah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah
berkepingan. Setelah itu terdengarlah suara Empu Gandring yang menyumpah
serapahi,”Ken Arok, besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak
dan cucu-cucumu, tujuh orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang
sama.” Setelah mengucapkan kalimat tersebut, mak Empu gandring segera
meninggal. Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu gandring. Tuah keris
empu gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh
Tunggul ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti
sumpah Empu gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja yang memegang
keris tersebut. (lk/bbs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar