Senin, 16 Mei 2016

DALANG LOKAJAYA

  
 


Syiar Via Wayang yang dilakukan oleh  mantan brandal LOKAJAYA ( Sunan Kalijaga) sangatlah jitu. Begitu mengena, tepat pada sasaran. Betapa tidak, kala itu masyarakat sangat menggandrungi kesenian wayang yang berasal dari India (bersumber kitab Mahabharata).

Disinilah kecerdikan dakwah Kanjeng Sunan Kalijaga, beliau “memodifikasi” wayang   yang didalamnya ada 3 tokoh wayang; Kresna, Werkudara, Semar, yang semua kulitnya dibuat hitam oleh wali kharismatik ini. Filosofinya, hitam tidak bisa terkontaminasi oleh warna lain, ia mempunyai jati diri, harga diri, kehormatan diri.

Kresna mempunyai senjata cupu manik, yaitu tidak memperebutkan kekuasaan namun menata, bertirakat mempersiapkan dirinya menjadi sang noto, ketika sudah menjadi sang noto ia belajar lagi menjadi biar mandito.

Ilmunya umara dan ulama dipersatukan seperti yang dikatakan Syech  Abdul Qadir al-Jailani: "Kalau terjun ke masyarakat punyailah 3 ilmu yaitu ilmu ulama, hikmah hukama dan siyasah muluk."



Senjatanya lagi kembang wijoyo; tau, tanggap dan mengerti mana daerah yang subur dan tidak. Menyuburkan tanah agar melimpah hasil buminya dan memasarkannya. Cokro, salah satu senjatanya lagi, bisa mengatasi masalah yang tidak menggunakan emosi. Sehingga bisa menjaga wibawa dan tidak direndahkan oleh bangsa lain.

Werkudara (Bima) adalah tulang punggung bangsa seperti ulama, TNI, Polri, yang melahirkan 3 tokoh yaitu Gatot Kaca yang terkenal bisa terbang melihat perang dari atas yang berarti ia ahli antariksa, astronomi dan perhubungan udara. Yang kedua adalah Ontorejo, yang bisa masuk ke dalam tanah yang berarti ia ahli pertambangan, geologi, vulkanologi, pertanian dan atau apa saja kekayaan yang terkandung di dalam bumi pertiwi. Yang terakhir ahli kelautan, Ontoseno.

Semar, yang berarti menyediakan makanan dengan mempersiapkan lumbung-lumbung agar rakyatnya sejahtera, memberikan kas kepada pemerintahnya dan pemerintah menjadi partner yang baik bagi masyarakat. (lk/bbs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar