Syiar Via Wayang yang
dilakukan oleh mantan brandal LOKAJAYA ( Sunan Kalijaga) sangatlah jitu. Begitu mengena, tepat pada sasaran.
Betapa tidak, kala itu masyarakat sangat menggandrungi kesenian wayang yang
berasal dari India (bersumber kitab Mahabharata).
Disinilah kecerdikan dakwah
Kanjeng Sunan Kalijaga, beliau “memodifikasi” wayang yang didalamnya
ada 3 tokoh wayang; Kresna, Werkudara, Semar, yang semua kulitnya dibuat hitam
oleh wali kharismatik ini. Filosofinya, hitam tidak bisa terkontaminasi oleh
warna lain, ia mempunyai jati diri, harga diri, kehormatan diri.
Kresna
mempunyai senjata cupu manik, yaitu tidak memperebutkan kekuasaan namun menata,
bertirakat mempersiapkan dirinya menjadi sang
noto, ketika sudah menjadi sang noto
ia belajar lagi menjadi biar mandito.
Ilmunya
umara dan ulama dipersatukan seperti yang dikatakan Syech Abdul Qadir al-Jailani: "Kalau terjun
ke masyarakat punyailah 3 ilmu yaitu ilmu ulama, hikmah hukama dan siyasah
muluk."
Senjatanya
lagi kembang wijoyo; tau, tanggap dan mengerti mana daerah yang subur dan
tidak. Menyuburkan tanah agar melimpah hasil buminya dan memasarkannya. Cokro,
salah satu senjatanya lagi, bisa mengatasi masalah yang tidak menggunakan
emosi. Sehingga bisa menjaga wibawa dan tidak direndahkan oleh bangsa lain.
Werkudara (Bima) adalah
tulang punggung bangsa seperti ulama, TNI, Polri, yang melahirkan 3 tokoh yaitu
Gatot Kaca yang terkenal bisa
terbang melihat perang dari atas yang berarti ia ahli antariksa, astronomi dan
perhubungan udara. Yang kedua adalah Ontorejo,
yang bisa masuk ke dalam tanah yang berarti ia ahli pertambangan, geologi,
vulkanologi, pertanian dan atau apa saja kekayaan yang terkandung di dalam bumi
pertiwi. Yang terakhir ahli kelautan, Ontoseno.
Semar, yang berarti
menyediakan makanan dengan mempersiapkan lumbung-lumbung agar rakyatnya
sejahtera, memberikan kas kepada pemerintahnya dan pemerintah menjadi partner
yang baik bagi masyarakat. (lk/bbs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar