Rabu, 24 Mei 2017

BRANDAL LOKAJAYA REBORN

 

Mungkin diantara kita akan risih atau berpikir negatif pada istilah BRANDAL. Bagaimana tidak, kata BRANDAL yang merujuk pada sikap urakan, atau sejenis sikap-sikap tak terpuji telah lekat pada istilah tersebut.Bahkan ada yang menyalah artikan , bahwa sosok BRANDAL dengan perbuatan yang senantiasa menjadikan masyarakat resah. BAHKAN dalam kondisi kekinian, para brandal motor SELALU bikin ulah. Mereka menyakiti para penguna jalan dengan senjata tajam tanpa tujuan yang jelas. Bahkan tak sedikit pedagang kelas "emperan"  jadi korban pemalakan yang dilakukan oleh para BRANDAL-BRANDAL MOTOR  tak bertanggung jawab.

Gambaran diatas adalah oknum-oknum BRANDAL yang sama sekali tidak terpuji. Mereka lebih layak disebut MUSUH MASYARAKAT. Sebab segala tindakannya selalu meresahkan masyarakat. Dan inilah sifat-sifat buruk segelintir anak manusia yang mata hatinya sudah jauh dari hidayah ALLAH TA'ALA.


Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan oleh RADEN SAID (SUNAN KALIJAGA) kala belum mendapat pencerahan dari sang guru (SUNAN BONANG). Pada saat beliau berjuluk : BRANDAL LOKAJAYA , bukan berarti dirinya kejam dan tidak berprikemanusiaan. Namun sebaliknya, hatinya penuh welas asih apalagi terhadap wong cilik . Dia merampok hasil bumi para penguasa (Majapahit) yang selanjutnya dibagi-bagikan pada rakyat miskin yang kelaparan. Memang ini adalah suatu dilema...namun niatannya hanyalah membantu rakyat yang kala itu dalam masa paceklik pangan.

Bila ada istilah BRANDAL LOKAJAYA REBORN, bukan berarti munculnya sosok-sosok pembuat kerusakan dimuka bumi. NAMUN lebih pada penekanan pada nilai intospeksi diri. Sudah baik kah kita? memang tak ada manusia yang sempurna, minimal ada niatan untuk berbuat lebih baik dan berguna untuk diri sendiri dan orang lain. Dan jangan sampai salah langkah, justru menjadi biang - biang keonaran dengan bersikap anti toleran terhadap sesama. NAUDZUBILLAH...itu pertanda iblis telah bersemayam dihati pelakunya. (lk)

Minggu, 14 Mei 2017

PARADE AKIK FENOMENAL 4


Beberapa bulan terakhir ini suhu politik di Indonesia kian memanas (disertai AKSI DAMAI baik dari yang pro dan kontra) adanya isu "penistaan agama" yang disangkakan pada Gubernur DKI Jakarta, AHOK dan masalah korupsi dana E-KTP juga " meramaikan " berita nasional baik di media cetak maupun elektronik. Yang menarik disini...ada yang mengingatkan kita atas keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Percaya atau tidak ada batau akik yang menggambarkan AKSI DAMAI plus dengan bentangan bendera merah putih sangat detail. Bisa jadi ini adalah pelambang bagi realita masalah yang ada di republik ini. Subhannallah..


Bila ditarik benang merah...jujur para lelaki normal akan tertarik pada sosok wanita yang dianggap sebagai " pelengkap" gemerlap dunia. Hingga tak jarang para koruptor, selalu mendapat bonus " sang penghibur" yakni wanita -wanita muda nan cantik siap menemani kencan di hotel sebagai kompensasi beberapa proyek agar berjalan dengan mulus. Sepertihalnya, kasus impor daging sapi beberapa waktu lalu juga mengumpankan seorang wanita muda cantik kepada sang koruptor yang bejat dan mata keranjang tersebut. Ini juga tergambar di batu akik berwarna hitam dengan siluet sosok wanita penghibur.


 Ditengah carut marutnya negri ini, dimana kebathilan masih merajalela, kita harus mawas diri seperti apa yang di tuturkan oleh Semar (tokoh pewayangan) yakni : Eling lan waspada, artinya ingat dan waspada. Merupakan kunci selamat, agar kita terhindar dari segala marabahaya. Dalam kajian ini , ingat berarti selalu mengingat atas keberadaan Tuhan yang selalu mengontrolsegala kehidupan makluknya. Waspada, artinya berhati-hatai dalam segala tindak tanduk kita jangan sampai berujung celaka. Dan inilah gambar semar dalam batu akik koleksi LOKAJAYA, filosofinya seperti yang baru saja kita bahas diatas.


Dan sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai perjuangan pedahulu kita. Panglima Ceng Ho datang dari daratan tiongkok ke Nusantara selain berdagang beliau bertujuan mensyiarkan agama ISLAM. Kini nama Muhammad ceng Ho diabadikan sebagai nama masjid ( berasitektur Tiongkok) di Surabaya. Dan kami juga memiliki batu akik yang bergambar penyebar Islam asal Tiongkok tersebut (Ceng Ho ).


Ada satu lagi,  akik bergambar sosok legenda nusantara yakni:  Jaka Tingkir alias Mas karebet adalah putra dari Ki Kebo Kenanga yang sering disebut Ki Ageng Pengging, putra Pangeran Handayaningrat, seorang bangsawan keturunan Majapahit yang disebut juga Ki Ageng Pengging Sepuh yang menikahi Ratu Pembayun, putri bungsu Prabu Brawijaya.

 Mereka adalah orang-orang keturunan Majapahit yang bersama dengan para angkatan tua lainnya memilih mati ketika para Wali dan prajurit Demak datang untuk menawan dan membawa mereka untuk diadili di Demak, namun kemudian keluarga-keluarga mereka habis dibantai oleh prajurit Demak di bawah pimpinan para Wali. Bayi Jaka Tingkir berhasil diselamatkan oleh LOKAJAYA ( Sunan Kalijaga)  setelah mata batin LOKAJAYA melihat sebuah sinar terang yang bersinar bercahaya di wajah bayi itu, cahaya wahyu keprabon.  

 Sejak kecil Jaka Tingkir (Mas Karebet) senang mengembara, ke gunung-gunung, ke bukit-bukit, keluar masuk hutan, mendatangi tempat-tempat wingit dan angker atau pun menyepi di goa-goa. Seperti apa yang dilakukan oleh LOKAJAYA, beliau juaga mnyepi di Gua langsih kawasan Surowiti ketika masih muda. Wallahu a'lam.


Dan yang ini adalah akik HURAIRAH atau anak Kucing . Penampakannya sangat mirip dengan gambar anakan kucing. Menginagatkan kita pada seekor kucing anakan yang lucu, wajahnya yang imut  dan ting kahnya yang menggemaskan. Ternyata hewan berbulu ini adalah hewan kesayangan Rosulullah dan sahabatnya, Abu Hurairah. Dan inilah ulasan "akik berkisah" kali ini ...semoga bisa diambil hikmahnya. (lk)